Pemimpin yang Ikut Miskin dengan Rakyat

By. Raffy_Mantoi

Nama : Sa’id Bin Amir

Jabatan : Gubenrnur Kota Hams (Di Mesir)

Dalam sirah kepemimpinan dalam Islam, nama Said Ibnu Amir merupakan pemimpin yang memiliki karakter dan keilmuan yang sangat mendalam tentang mengatur dan memimpin rakyatnya. Beliau diutus oleh Khalifah kedua Umar Bin Khattab untuk memimpin wilayah kekuasaan Islam di kota Hams. Daerah tersebut merupakan bekas jajahan Kerajaan Persi yang telah ditaklukan oleh kaum Muslimin. Selain dikenal karena keilmuan dan kharismatiknya, Said Bin Amir dikenal zuhuda ketika interaksi dengan rakyatnya. Dalam kitab Al-sirat al-umara fil Islam diceritakan beliau dikategorikan orang faqir dan miskin.

miskin kepemimpinan

Suatu waktu datang beberapa delegasi dari daerah Hams menemui Khalifah (Presiden untuk saat ini) Ummar Bin Khatab untuk menyerahkan nama-nama orang yang dikategorikan fakir dan miskin. Ketika Ummar membaca daftar orang-orang miskin tersebut, beliau menanyakan nama Said Bin Amir, “siapakah Said Bin Amir ini? Para delegasi tersebut menjawab bahwa “dia adalah Pemimpin kami wahai Ummar, seketika Umar mempertanyakan kembali dengan suara tersedu-sedu dan badan gemetaran, “ apakah pemimpin kalian faqir?’ “ benar wahai Ummar, jawab salah satu dari mereka. Mendengar pengakuan delegasi tersebut, Umar menitipkan sesuatu kepada mereka untuk diberikan kepada Said Bin Amir. Sesampai di Hims, mereka memberikan titipan Umar tersebut kepada Said Bin Amir, kemudian beliau menjawab dengan kalimat Innalillahi Wainnailaihi Rojiun, “telah datang kepadaKu suatu musibah”, lalu beliau memerintahkan pejabatnya untuk membagikan titipan Umar tersebut kepada rakyatnya.

Setelah beberap waktu, Umar datang mengunjungi Hims dan menanyakan Rakyat Hims kira-kira keluh kesah mereka dari kepemimpinan Said Bin Amir. Mereke mengeluhkan beberapa hal di antaranya adalah, Said Bin Amir tidak akan kelur menemui rakyatnya kecuali kalau matahari sudah agak tinggi. Lalu Umar langsung mengkonfirmasi kepada Said dihadapan rakyatanya, Ia menjawab, “sungguh aku benci untuk mengatakan itu wahai Umar, aku tidak memiliki pembantu (khadim) untuk menyucikan pakaianku, aku hanya memiliki pakaian yang ada di badanku ini, aku akan keluar menemui mereka setelah pakaianku kering”. Mendengar jawaban dari Said tersebut, Umar meneteskan air mata lalu berkata “ Alhamdulillah tidak meleset sangkaanku kepadamu”.

Melihat kisah tersebut, sangat jauh dari realita yang terjadi saat ini, pemimpin berlomba-lomba meraup kekayaan secara pribadi. Secara pribadi saya sangat mengagumi kepemipinan beliau yang sama rata sama rasa dengan rakyatnya. Secara teori, karakter dan perilaku yang beliau miliki bisa dikatakan ideal dan bijaksana. Sehingga di masa beliau memimpin Rakya Hims merasakan ketenangan dan kesejahteraan. Beliu membangun Hims dengan merasa benar-benar bertanggung jawab atas apa yang dia pimpin. Sekarang bisa kita lihat bagaimana perkembangan Negara Mesir yang menjadi bagian dari kekuasaan beliau walaupun refolusi Mesir masih dalam tahap penyesuian. Namun yang menjadi catatan kemajuan dari sisi keilmuan dan peradaban dilahirkan di sana.

Rujukan :

DR. Sa’d Ibnu Abdullah Ibn Ismail Al-kurtuby. Al-Sirah Al-umara fil Islam, Beirut. 1999.

Anda telah mebaca artikel tentang kepemimpinan, Anda boleh menyebarkan artikel ini kepada teman-teman Anda dengan menyertakan link yang ada.

Sumber; Kompasiana

http://twitter.com/replies

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *